fbpx

Make Your Own Coffee Shop

MENGENAL KOPI KUNING KHAS GARUT

MENGENAL KOPI KUNING KHAS GARUT

MENGENAL KOPI KUNING KHAS GARUT

Source

Selain kopi Papandayan yang lebih dulu dikenal sebagai kopi unggulan nasional dari Garut, Jawa Barat. Ada varietas dari Arabika di Garut yang tidak ditemui di tempat lain, yaitu kopi kuning..

Selama ini mungkin anda mengenal biji kopi matang berwarna merah seperti buah ceri, tidak demikian halnya di Garut. Petani setempat mengembangkan kopi Yellow Caturra atau kopi kuning.

Selain warnanya yang tidak biasa dari buah kopi umumnya yang berwarna merah pekat, jenis kopi ini memiliki biji yang terbilang kecil, lebih keras, dengan wangi aroma yang lebih pekat. Kopi ini juga dipercaya lebih tahan penyakit sehingga biaya produksi petani lebih murah, dan rasanya lebih tajam.

Kopi kuning ini konon hanya ditemui di Kecamatan Cikajang, Kabupaten Garut karena varietas khas Cikajang.

Rifki Pratama, pengelola objek wisata Curug Orok di Desa Cikandang, Kecamatan Cikajang, Kabupaten Garut, salah satu yang mengembangkan budidaya dan usaha kopi kuning tersebut.

Menurut Rifki, jalan panjang pengembangan kopi kuning di Garut sudah dimulai satu dekade lalu di area perkebunan Bumi Persada kawasan Curug Orok, Kecamatan Cikajang, Garut. Meskipun area tanam masih terbilang kecil, namun dalam perkembangan selanjutnya, potensi kopi asal Brazil dan Kolombia itu terus menunjukan signifikan.

Sejatinya kopi kuning terbagi menjadi dua varientas, yaitu Yellow Bourbound dan Yellow Cattura, sedangkan untuk urusan bibit, keduanya masih mempertahankan biji unggulan kopi dari kedua negara Amerika latin itu.

Seiring bertambahnya populasi kopi yang siap panen, Ia mengaku rata-rata produksi kopi kuning setahun mencapai 40-50 ton per sekali masa panen. Angka itu terbilang kecil dibanding luasnya potensi lahan yang bisa digunakan tanaman kopi di Garut saat ini.

Sebagian besar hasil produksi kopi kuning Curug Orok masih dinikmati warga luar Garut, terutama Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi atau Jabodetabek, sedangkan luar Jawa Barat permintaan terbesar datang dari Sumatera.

Bahkan sejak awal informasi kopi Kuning Garut menyebar luas, hasil panen biji kopi mampu menembus pasar kopi Korea dan Kolombia yang terkenal sulit masuk, untuk ukuran kopi global kualitas rendah. Untuk memenuhi pasar domestik, Ia mengaku telah memiliki dua merek kopi kuning yaitu Yellow Cattura dan Red Bourbone.

Berdasarkan informasi di pasar kopi lokal Garut, harga kopi kuning dalam bentuk green bean dihargai Rp 95.000 per kilogram, lebih tinggi dibanding kopi arabika merah sekitar Rp 68-70 ribu per kilogram. Sedangkan dalam bentuk roast bean, harga kopi kuning Garut di kisaran Rp 250 ribu hingga Rp 400 ribu per kilo gram.

Meskipun pesanan terus menunjukan peningkatan signifikan, namun masih terbatasnya produksi kopi kuning yang dihasilkan, menyebabkan peluang itu belum tergarap dengan optimal pelaku pasar dalam negeri.

Coffeeland Indonesia, menyediakan Kopi Arabika asli Indonesia,  Arabika Aceh Gayo Specialty, Arabika Papua Wamena Specialty, Arabika Bali Kintamani Specialty, Arabika Flores Specialty, Arabika Java Specialty, Arabika Malabar Specialty, Arabika Sumatera Mandheling, Arabika Toraja Specialty, dan Arabika Blue Korintji. Kemasan mulai 250gr, 500gr dan 1Kg. Kami juga menyediakan mesin espresso, grinder, perlengkapan manual brewing, dan berbagai produk pembersih dan perawatan mesin kopi dan grinder untuk anda.

Anda pun bisa menjadi mitra kami. Karena Coffeeland Indonesia menyediakan seluruh kebutuhan Coffee Shop / Kedai Kopi. Anda hanya perlu menyediakan lokasi dan biaya awal paket usaha mulai dari 78 juta hingga 125,5  juta. Biaya ini akan digunakan untuk membeli peralatan, pembelian bahan baku, biaya pelatihan karyawan, hingga membantu proses pemasaran. Anda dipersilahkan untuk menggunakan brand milik Anda sendiri dan tidak dibebani oleh biaya royalti/fee apapun. Untuk informasi lebih lanjut dan pembelian paket Kedai Kopi, silahkan hubungi Tim Marketing kami, silahkan hubungi via What’s App >> Silahkan Klik : 

Source: 1, 2.